Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan utama destop

Utama Mobile (SPACE)

Indeks Berita

Antisipasi Dampak DBD Lebih Meluas , Kades Semboro Gerakkan Fogging Swadaya Bersama Masyarakat

Kamis, 05 Desember 2019 | 21:30 WIB Last Updated 2021-11-10T15:08:12Z

   
Jember | Potret Warta - Dua pasien akibat gigitan nyamuk aedes aegypti yang ada didesa Semboro , Kecamatan Semboro , Jember , membuat Antony selaku Kepala Desa Semboro melaksanakan gerakan fogging swadaya bersama masyarakat , hal itu dilakukan karena untuk antisipasi agar tidak meluas dan juga karena inisiatif warga masyarakat.
Dua orang yang terdampak DBD tersebut yaitu Arif Kurniawan, warga Rt 01, Rw 04, Semboro Kidul, Desa Semboro dan Mikayla Naura Firdaus, murid Pos Paud Jeruk IX, Desa Semboro.
Kades Antony mengatakan , memasuki musim hujan ini biasanya akan banyak genangan air yang nantinya akan menjadi sarang nyamuk  dan hal ini harus menjadi perhatian bersama .
"Untuk ancaman berkembangnya nyamuk ini tidak bisa kita sepelekan , khususnya aedes aegypti, sangat berbahaya dan bisa menelan korban jiwa " ujar Kades Antony  . Seperti yang kita ketahui bersama bahwa gigitan nyamuk aedes aegypti mengakibatkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), lanjutnya.




Untuk itu , masyarakat bersama pemerintah Desa Semboro melakukan fogging (pengasapan) di RT 01 , RW 04 , Dusun Semboro Kidul , Desa Semboro Rabu(4/12/2019) adalah dengan maksud mencegah berkembangnya nyamuk aedes aegypti ini agar tidak meluas dan semakin besar .
“Fogging adalah inisiatif dari warga, yang didukung pemerintahan desa dan tiga pilar Semboro. Apapun kegiatan yang terkait dengan upaya pencegahan teehadap DBD,” jelas Kades Antony, kepada sejumlah wartawan saat di wilayah terdampak DBD.




Menurut Kades Antony , kalau menunggu korban secara prosedural, kami gak sampai hati dan kita juga tidak ingin setelah ada banyak korban baru aksyen menangani .
Kades Antony menyadari, untuk Fogging (pengasapan) ini untuk mencegah berkembangnya nyamuk tidak terlalu efektif. Karena meski nyamuk dewasa bisa dibunuh dengan cara ini, akan tetapi telur dan jentik , masih tetap ada dan bisa dimungkinan untuk menetas berkembang biak lagi.




Maka dari itu , selain melakukan fogging (pengasapan) , Kades Antony juga menyerukan agar masyarakat selalu melakukan Gerakan 3M yaitu menutup, menguras, dan mengubur benda-benda yang tidak berguna yang bisa digunakan sarang (berkembangbiak) nyamuk.
Berikut dibawah ini adalah ulasan dari 3M yaitu :
1) Menutup
Tutuplah segala tempat yang bisa menampung air, baik di dalam maupun di luar rumah. Jika tidak diperlukan, tengkurapkan wadah-wadah yang bisa menampung air di luar rumah agar tidak tergenangi air hujan. Nyamuk betina memanfaatkan air yang tergenang sebagai tempat bertelur.
2) Menguras
Kuraslah tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, akuarium, dan vas bunga satu hingga dua kali seminggu. Siklus metamorfosis nyamuk, mulai dari telur hingga menjadi nyamuk dewasa, berlangsung selama 8-10 hari. Dengan mengosongkan tempat-tempat penampungan air secara berkala, Anda memutus siklus hidup nyamuk.
3) Mengubur
Kuburlah semua objek yang bisa menampung air, seperti kaleng bekas atau wadah plastik. Namun, dalam gerakan 3M yang telah diperbaharui – 3M plus, M yang ketiga ini tidak lagi dianjurkan karena menimbulkan polusi tanah. Kini, pemerintah menganjurkan untuk mendaur ulang sampah-sampah anorganik yang bisa menampung air.
Kades Antony berharap , dengan pola menjaga kebersihan 3M plus tersebut semoga kedepannya sudah tidak ada lagi warganya yang terkena dari serangan nyamuk aedes aegypti ini . (Rs)

×
Berita Terbaru Update
/* script Youtube Responsive */