Jember,- Pemerintah Kabupaten Jember menggelar Kongres dan Temu Usaha Peternakan Jember dengan mengusung tema “Implementasi Usaha Peternakan dari Hulu Sampai Hilir dalam mendukung Kemandirian Pangan”.
Bupati Jember dr. Faida, MMR., memberikan pengarahan dalam kegiatan yang menjadi rangkaian Festival Dunia Peternakan Kabupaten Jember ini.
Dalam kesempatan itu, bupati menegaskan para peternak di Jember tidak boleh sendiri-sendiri. Para peternak harus berkelompok. Ini tentu akan memudahkan pembinaan oleh pemerintah.
Pemerintah berkomitmen untuk mendukung para peternak dalam mengembangkan usahanya. Karena itu, dalam kegiatan ini para peternak diberi formulir untuk menuliskan kebutuhan yang bisa dipenuhi oleh Pemerintah Kabupaten Jember.
Salah satu dukungan yang bisa diberikan oleh permintah yaitu berupa kredit tanpa jaminan, kecuali usaha itu sendiri. Tahun depan, kredit ini bisa mencapai Rp. 50 juta.
“Jaminannya usaha peternakan terebut, dan ada rekomendasi dari Pemkab Jember untuk memenuhi target kemandirian pangan di Kabupaten Jember,” terang bupati.
Bupati mengungkapkan bahwa produk daging, susu, dan telur di Kabupaten Jember selama tiga tahun ini menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Meski demikian, bupati menegaskan adanya target yang perlu dicapai bersama-sama. Yakni kemandirian pangan di Kabupaten Jember.
Peternak Jember juga harus menjadi penyuplai untuk daerah sekitarnya. Bahkan bisa mengekspor produk peterakan. “Target ini akan kita bagi dengan masyarakat,” tuturnya.
Untuk itu, pemerintah akan memetakan daerah penghasil produk peternakan. Ini berdasar alam dan kompetensi peternak.
Para peternak ini akan digerakkan melalui Sekolah Peternakan Rakyat (SPR). Pemerintah sendiri berkomitmen untuk mendampingi mulai dari hulu hingga hilir.
Sementara itu, saat memberikan polis asuransi ternak, bupati menegaskan ternak juga membutuhkan jaminan kesehatan.
“Ternak pun perlu ada jaminan. Kalau sampai ada wabah atau masalah lainnya jangan sampai jadi bangkrut,” jelas bupati, menegaskan komitmen pemerintah mendampingi peternak.
Polis asuransi ini dibutuhkan ketika ternak mengalami sakit ataupun mati.
Dalam kesempatan itu bupati kembali mengungkapkan bahwa festival dunia ternak yang digagas oleh pemerintah saat ini juga untuk destinasi wisata edukasi. “Festival ini bisa mengedukasi anak-anak dan masyarakat tentang peternakan,” katanya.
Dalam kongres yang digelar di Pendapa Wahyawibawagraha, Senin, 02 Desember 2019, ini juga berlangsung kerja sama dengan pengusaha produk Jember untuk mengisi Kantin Bele Negara yang ada di sekolah-sekolah.
Tupadi, salah pengembang ternak sapi asal Kecamatan Arjasa, menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah atas penyelenggaraan kongres peternak ini.
“Saya sangat berterima kasih karena dengan kegiatan ini bisa menambah ilmu tentang peternakan dan bisa bersinergi dengan yang lain,” ungkapnya. (Rs)