Reporter : Muhammad
Pasuruan - Seorang Ibu janda yang berusia 55 tahun, Jumiadi, yang mempunyai dua orang putra, putra yang pertama sudah berumah tangga di sidoarjo, sehingga dirinya tinggal bersama putra yang kedua yang masih menduduki kelas 2 SMA yang beralamat di dusun Pogal Putuk RT.002/RW.001 desa Lebakrejo kecamatan Purwodadi kabupaten Pasuruan, mengaku dirinya sama sekali tidak mendapat bantuan dari pemerintah.
Jumiadi sejak tahun 2014 hidup menjanda, lantaran suaminya meninggal dunia, sehingga dirinya membuka usaha warung nasi yang di buat dari anyaman bambu di pinggir jalan raya Purwodadi - Nongkojajar sejak tahun 2017 sampai saat ini dengan nama 'Warung Pojok'.
Namun saat pandemi covid-19 berlangsung, usaha warung semata wayang yang di jalaninya sepi, dimana warung ini biasanya bisa berpenghasilan Rp. 50 ribu - Rp. 60 ribu perhari, dan Rp. 300 ribu di hari minggu.
" Alhamdulillah, sebelum pandemi covid-19 warung saya lumayan, bahkan di hari minggu bisa mencapai Rp. 300 ribu, namun saat pandemi covid-19 warung saya sepi, ya di syukuri aja meskipun tidak rame seperti sebelumnya," Tutur Jumiadi, kepada potretwarta.co.id, selasa (21/7/2020).
Hanyalah penghasilan dari warung ini untuk menutupi kebutuhan hidupnya sehari-hari, karena Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari pemerintah untuk penanganan covid-19 pun dirinya tidak mendapatkannya, baik itu BLT DD, BLT APBD, maupun BPNT dirinya tak mendapatkannya.
"Pandemi covid-19 ini saya tidak mendapat bantuan apapun (mboten angsal bantuan nopo-nopo) baik itu uang Rp. 600 ribu maupun Beras," Sambungnya. (Muh/Muh).