Hutan yang telah di gunduli (Foto: Hartoyo/potretwarta) |
Pasuruan - Keadaan hutan di wilayah Nongkojajar ini terlihat sangat memprihatinkan, hutan yang seharusnya di lindungi dan di lestarikan menjadi gundul karena ulah oknum yang tidak bertanggung jawab, karena mementingkan keuntungannya sendiri tanpa melihat dampak bagi masyarakat lainnya
Letak hutan ini tepatnya di Dusun Surorowo Desa Kayukebek Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan yang masuk wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawang timur.
Pemandangan yang sangat mengiris, hutan yang seharusnya penuh dengan pohon pinus malah beralih fungsi menjadi tanaman sayuran dan pohon apel kalo di biarkan seperti ini akan berdampak buruk bagi masyakarat yang berada di dataran rendah mereka akan terkena dampaknya seperti longsor dan banjir.
Melihat hal ini, Awak Media mencoba mengkonfirmasi Mantri Hutan, Gunadi dan juga Asper Hutan KPH Lawang Timur, Dalih, ke kantornya, mengatakan bahwa semua sudah sesuai prosedur, semua telah di Perjanjian Kerja Sama (PKS) kan jadi sudah tidak ada masalah, dirinya mengaku tidak berani kalo belum ber PKS.
" Semuanya sudah sesuai prosedur, semua kami PKS kan, jadi tidak ada masalah dan kami tidak berani kalau belum ber PKS," Ucap Dalih. Sabtu (29/8).
Terkait gundulnya hutan tersebut, Dalih sedang pengajuan pemotongan, nanti kalo sudah selesai pemotongan akan di perintahkan untuk menanam pohon kembali / di sulami.
Lokasi hutan saat di lihat dari jauh |
Sementara, menurut dari keterangan Tokoh Masyarakat Dusun Surorowo, Jusman (55), warga sangat takut akan dampak dari perambahan hutan tersebut Karena dulu, pernah di serang wabah pes pada bulan 10 tahun 1986 dan berahir pada bulan 10 tahun 1987, itu terjadi lantaran hutan di babat dan tikusnya lari ke perkampungan hingga banyak korban jiwa pada saat itu, namun saat ini hutannya malah di gunduli. Minggu (30/8/2020).
" Dulu pada tahun disini pernah terserang wabah pes, dan memakan beberapa korban jiwa," Ungkapnya.
Selanjutnya, masih kata Jusman, tanaman pohon pinus di hutan yang di gunduli itu adalah penopang jalan, karena posisi di atas dan di bawah jalan sudah tergunduli, hal ini menjadikan warga ketakutan akan longsor pada jalan tersebut, apalagi akses jalan ini adalah satu-satunya jalan yang sering di gunakan masyarakat untuk ber aktivitas, meskipun akses jalan sangat ektrim dan penuh bebatuan warga masih bersabar melewatinya.
" Hutan yang di gunduli itu adalah penopang jalan utama warga, warga ketakutan terjadi longsor, setau saya dulu ada kesepakatan hutan yang itu tidak boleh di gunduli/di kelolah, tapi jika memang sudah ada PKS sama pihak Perhutani di luar sepengetahuan kami, itu bukan wewenang kami," Tutupnya. (Har/Rif).
Tonton Berita Streamingnya :