Kepala Desa Cendono, Sanari (Foto: Muhmad) |
Gegernya warga ini sampai ke telinga Camat Purwosari, Eka Wara Brehaspati. Tak ingin permasalahan ini menjadi bulan-bulanan, Eka turun langsung beserta jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Camat (Forkopimka) Purwosari untuk gelar Mediasi dan menfasilitasinya, di Balai Desa Cendono. Kamis (24/9/2020).
Dalam Mediasi, Warga Desa Cendono yang tergabung dalam Paguyupan "Wong Deso" ini ungkapkan semua keluhannya yang sebelumnya tertuliskan dalam banner di samping Balai Desa Cendono.
Selain di hadiri Forkopimka Purwosari, turut hadir Anggota Fraksi PKB DPRD Kabupaten Pasuruan Komisi I, Rudi Hartono, Kepala Desa Cendono, Sanari, Perangkat Desa, BPD, RT, Bumdes dan BP.Spams (Badan pengelolaan sistem pengadaan Air minum dan Sanitasi).
Adapun yang menjadi pertanyaan warga adalah tentang Pendapatan Asli Desa mulai dari dana kompensasi dari tambang PT. Duta Beton, Taman Safari Indonesia dan Puncak Nirwana, serta pengelolaan air bersih, yang selama ini mengganjal dalam pandangan masyarakat Desa Cendono.
Dari beberapa pertanyaan tersebut, Sanari belum bisa menunjukkan bukti-bukti berupa dokumen atas jawabannya yang di lontarkan hanya secara lisan itu, dan dirinya meminta waktu 2 hari untuk mencari bukti-bukti dokumen tersebut.
" Akan saya cari dokumen-dokumen yang di minta, dalam waktu 2 hari akan saya tunjukkan," Kata Sanari saat tanya jawab dalam Mediasi berlangsung.
Namun, dalam hasil mediasi ini, Atim(55) merasa tidak puas karena Kepala Desa Setempat belum bisa menunjukkan dokumen-dokumen yang di mintanya, saat di temui awak media merasa tidak puas dengan jawaban kepala Desa Karena masih belum bisa menunjukan dokumen.
" Masih belum puas dengan jawaban Kepala Desa, karena belum bisa menunjukkan dokumen dan menyanggupi dalam waktu 2 hari, ya kita tunggu saja," Ungkap atim saat di lansir potretwarta.co.id.
Hal yang tidak terduga, masih di tempat yang sama, Kasi Pelayanan Desa Cendono, Mohammad Fauzi, mempertanyakan uang Pamsimas senilai Rp 220 juta dan Retribusi Desa yang sudah menjadi Perdes. Padahal Fauzi ini bekerja satu atap dengan Sanari, tapi anehnya Fauzi tidak tau kemana larinya uang tersebut. dan bantuan Pamsimas dari pihak ketiga.
" Pertanyaan saya, kemana uang bantuan dari pihak ketiga senilai Rp 250 juta dan di tahun berikutnya Rp 125 juta," Teriak Pria yang akrab di sapa modin ini.
Sementara, awak media mencari lebih dalam informasi terkait apa yang di tanyakan Fauzi kepada Sanari, dan berhadil di jumpai di kediamannya.
" bahwa terkait pertanyaan saya kepada Kepala Desa saat di musyawarah tadi, seharusnya uang yang 220 juta sudah cukup tidak usah membebani masyarakat, tadi saya hanya mendengar dari Abd Hamid yang hanya menjelaskan uang iuran dari masyarakat tidak menyinggung bantuan dari APBN sama sekali, Karena saya sendiri ikut proses mulai awal, dan persoalan retribusi Hasil Tambang jelas kepala Desa Tahu, kalau tidak tahu kenapa bisa keluar Perdes, karena mantan Kepala Desa, Tohir tidak pernah membuat perdes retribusi dari hasil tambang" Kata Fauzi.
Selanjutnya, Masih kata Fauzi, dirinya hanya ingin Desa yang di tempatinya maju dan transparan, masalah di tahun 2017 Fauzi, juga di tuduh melaporkan ke Polres, dia tantang buka-bukaan data biar tahu siapa yang salah dan siapa yang salah.
Begitupun dengan Kepala Desa Cendono, Saat di jumpai awak media mengatakan kalau untuk Pamsimas sudah sesuai dengan anggaran, memang ada yang dari swadaya masyarakat dan uang dari penambang PT Duta Beton, untuk Karcis retribusi tidak ada dalam perdes.
" Soal Pamsimas sudah sesuai dengan anggaram, memang ada yang dari swadaya masyarakat dan uang dari Duta Beton, untuk karcis retribusi tidak ada dalam perdes," Kata Sanari. (Muh/Muh).
Tonton Berita Streamingnya