Foto : Hartoyo dan Team potretwarta.co.id |
Kelanjutan Penggundulan lahan Perhutani yang di beritakan sebelumnya, awak media menggali informasi lebih dalam, saat mengkonfirmasi ke pihak Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Desa Kayukebek, kami temui Suroso dan Rukun sebagai Pengurus dari LMDH. Mereka mengatakan bahwa tidak pernah di ajak untuk berkomunikasi terkait masalah perambahan hutan tersebut.
" Kami tidak tahu, karena kami tidak pernah di ajak berkomunikasi terkait lahan Perhutani di Surorowo yang di kelolah/di gunduli saat ini," Jelas pengakuannya.
Sebaliknya, berdasar keterangan dari salah satu warga Dusun Surorowo bahwa semua Bekbrean/Penggarapan hutan tersebut sudah di setujui oleh pengurus LMDH Desa Kayukebek. Kamis (3/9/2020).
" Semua penggarapan Hutan di Surorowo ini sudah di setujui oleh Pengurus LMDH," Ungkap, Warga Surorowo yang enggan di sebutkan namanya ini.
Lahan yang menurut warga sudah di sepakati tidak boleh di garap, karena penyangga jalan utama |
Tak di sangka, ternyata penggarap lahan Perhutani tersebut adalah seorang ASN di sebuah penelitian Dinas kesehatan, yang berdinas tentang wabah pes terdahulu dan seorang guru honorer di salah satu SDN surorowo.
Warg Surorowo kecewa dengan lahan Perhutani yang di gundulinya, seharusnya mereka yang lebih berpendidikan disana, mengasih contoh yang terbaik buat masyarakat lainnya bukan malah sebaliknya mengasih contoh buruk.
Karena munculnya wabah pes tersebut adalah dari perambahan hutan dan sekarang malah ikut berperan dalam gundulnya hutan tersebut. Mereka merasa dirinya benar karena mendapat ijin dari Kepala Desa Kayukebek dan juga Sekretaris Desanya.
Iswanto, Kepala Desa Kayukebek kepada potretwarta.co.id, mengatakan kalau Desa memberi rekomendasi untuk yang ber PKS, tidak taunya di situ sudah ada kesepakatan tidak boleh di garap.
" Pihak Desa hanya memberi rekomendasi untuk yang ber PKS, tidak taunya di situ sudah ada kesepakatan tidak boleh di garap," Paparnya. (Har/Team).