Inayah (50), warga Desa Palangsari (Foto : Indah Yani) |
Pasuruan - Krupuk yang berbahan dari singkong kini di yakini menjadi salah satu akses temabahan kebutuhan ekonomi, dengan olahan yang telaten sehingga menghasilkan nilai jual.
Seperti yang di ketahui potretwarta.co.id, di Desa Palangsari Kecamatan Puspo Kabupaten Pasuruan terutama di Kampung Njabon ada beberapa ibu yang hampir tiap hari memproduksi Krupuk Tradisional dengan alat tradisional namun tidak kalah dengan rasa jual di pasaran.
Ibu yang biasa di sapa Inayah/Sinaya (50) sudah menjalankan bisnis kecilnya kurang lebih 10 tahunan, dengan biaya sendiri yang bermodal tanaman singkong. Rabu (2/12/2020).
Inayah menjual krupuknya di sekitar lingkungan tempat tinggalnya sendiri juga di luar Desa seperti Dusun Ketuwon Desa Ngadiwono yang sering order atau pesan.
Dia menjual krupuk tradisional nya dengan harga bijian seperti 100 biji yang bernilai jual 20.000 sampai 23.000.
Dari satu kali pembuatan, Inayah mampu menghasilkan 300/400 biji krupuk karena alat yang tradisional dan tenaga yang sudah mulai lelah karena usianya.
"Saya menjual krupuk petulo seharga 20.000 untuk pesanan banyak karena di kulak dan 23.000 untuk yang beli sesuai kebutuhan, kadang kalau panas saya buat krupuknh sekali olahan mampu 300/400 an saja karena alat yang saya pakai dari dulu masih tradisional, tenaga juga nggak seperti dulu," pungkasnya
Selain itu, dia juga pernah mendaftarkan diri untuk mendapatkan biaya lewat media online namun beliau selalu gagal karena tidak ada informasi yang masuk.
"Saya juga ingin mendapatkan alat dan anak saya pernah mendaftarkan lewat media tapi sepertinya saya masih belum bisa masuk karena tidak ada pengumuman kalau saya bisa dapat bantuan," imbuhnya. (Ind)