Foto: Wakil Presiden Republik Indonesia, Prof. Dr. K.H. Ma'ruf Amin |
Lumajang - Wakil Presiden Ma'ruf Amin rencananya akan meninjau kondisi lokasi dan masyarakat terdampak erupsi Gunung Semeru, tapi karena Gunung Semeru kembali erupsi Wapres hanya bisa memantau dari Bandara Internasional Juanda di Surabaya, Provinsi Jawa Timur.
Awalnya, Ma'ruf berencana mengunjungi langsung ke Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, namun hal itu dibatalkan karena Gunung Semeru kembali erupsi pada Kamis pagi ini (16-12-2021).
Di Bandara Internasional Juanda, Wapres Ma'ruf Amin melakukan dialog secara virtual dengan masyarakat terdampak erupsi.
Turut mendampingi Wapres dalam dialog virtual tersebut ialah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, sementara mengikuti secara virtual antara lain hadir Bupati Lumajang H. Thoriqul Haq, Wabup Lumajang Ir. Indah Amperawati Masdar, Dandim 0821 Lumajang Letkol Inf. Andi Andriyanto Wibowo, Kapolres Lumajang AKBP Eka Yekti Hananto Seno dan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto.
Dalam dialog tersebut, Wapres mendengarkan aspirasi dari sejumlah warga terdampak erupsi Gunung Semeru.
Dari BNPB menyampaikan informasi jumlah pengungsi sampai saat ini tercatat 10.500 orang, korban meninggal 48 orang dan 39 orang hilang masih dalam pencarian.
Sementara, Bupati Lumajang dalam kesempatan ini menyampaikan secara detail rencana relokasi korban erupsi Semeru, masing-masing di Desa Oro-Oro Ombo Kecamatan Pronojiwo dan Desa Sumbermujur Kecamatan Candipuro.
Beberapa warga juga menyampaikan kepada Wapres terkait relokasi hunian mereka yang terdampak erupsi.
"Sudah disiapkan semuanya, lahannya sudah siap dan rencana pembangunannya sudah siap. Dan tempatnya itu cari yang aman dari bahaya, In Syaa Allah, yang penting bisa tenang di tempat hunian", kata Ma'ruf Amin.
Ia juga menyampaikan permohonan maaf karena tidak dapat meninjau langsung ke lokasi terdampak erupsi Gunung Semeru. Ma'ruf berpesan kepada seluruh warga terdampak erupsi untuk tetap sabar dan menjaga kesehatan.
Wapres memastikan masalah tempat tinggal, masalah lain, akan segera diselesaikan, sementara masih dalam tahap persiapan.
Sementara itu, menurut data Pos Pantau Gunung Sawur, erupsi susulan terjadi sebanyak dua kali.
Guguran pertama terjadi sekitar pukul 09.01 WIB. Tercatat dalam seismograf, amplitudo maksimum (amak) 25 mm. Lama gempa 912 detik.
Sementara jarak luncur dari puncak arah Curah Kobokan sepanjang 4,5 kilometer.
Sedangkan, guguran kedua terjadi pada pukul 09.30 WIB.
Tercatat di seismograf, amak 17 mm dengan lama gempa 395 detik. Jarak luncur tidak diketahui. Sebab gunung tertutup kabut ke arah Besuk Kobokan.
Sejumlah warga Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro pun menjadi panik. Mereka berhamburan keluar rumah menyelamatkan diri.
Kondisi sama riuh juga terjadi di sepanjang aliran sungai yang berhulu dari Gunung Semeru.
Semua anggota Tim SAR yang sedang melakukan pencarian korban di sana akhirnya berhenti melakukan penyisiran. Mereka menjauh dari lokasi untuk mencari lokasi aman.
Marwoto relawan dari Malang mengatakan, saat Gunung Semeru terjadi erupsi susulan dirinya sedang membantu penyisiran korban erupsi di sungai Dusun Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.
Dari lereng Gunung Semeru dia melihat kepulan asap tebal meluncur ke sungai. Sesaat kemudian muncul percikan api. "Seperti bom meledak, semua saya suruh lari," kata Marwoto.
Pantauan di lokasi, adanya informasi Gunung Semeru terjadi erupsi susulan warga dan semua petugas gabungan yang menangani bencana berlari mengamankan diri.
"Ayo lari, kita mengungsi ke Kantor Kecamatan Candipuro", teriak Sodikin salah seorang warga setempat. (Her)