Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan utama destop

Utama Mobile (SPACE)

Indeks Berita

Menteri ESDM: Alat Pemantauan Gunung Semeru akan Dimodernisasi

Sabtu, 18 Desember 2021 | 08:25 WIB Last Updated 2022-01-04T10:49:50Z
Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati Masdar mendampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat meninjau aktivitas Gunung Semeru di Pos Pengamatan Gunung Api Semeru

Lumajang - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, meninjau langsung aktivitas Gunung Semeru pasca peningkatan status Gunung Semeru menjadi level III (siaga).

 

Pada kesempatan itu, Arifin menegaskan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam zona rawan bahaya yang telah ditetapkan oleh Badan Geologi Kementerian ESDM.

 

Terkait peningkatan status Gunung Semeru, kemarin memang ada indikasi seismik yang naik dan pengamatan visual di lapangan. Dan kondisi akibat dari (erupsi) yang lalu, dengan adanya tumpahan lahar, menyumbat sungai. Kalau hujan (tumpahan lahar) akan melebar dan kalau terjadi erupsi lagi, dampaknya akan lebih luas.

 

“Maka dari itu, statusnya ditetapkan menjadi level III. Ke depannya juga kami minta, untuk daerah-daerah yang sudah terpetakan, dan petanya sudah keluar dan bisa digunakan, agar menjadi perhatian masyarakat untuk tidak berkegiatan pada radius-radius yang telah diindikasi di dalam peta," ungkap Menteri ESDM usai melakukan peninjauan aktivitas Gunung Semeru di Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (17-12-2021).

 

Lebih lanjut Arifin menjelaskan, bahwa setelah kejadian erupsi Gunung Semeru tanggal 4 Desember 2021 lalu, terdapat sekitar 8 juta kubik pasir yang turun dan menyumbat aliran sungai. Jalur sungai tersebut, yaitu Besuk Kobokan, adalah jalur aliran lahar dari Gunung Semeru ketika terjadi erupsi.

 

"Apabila ini tersumbat, akibatnya jika ada kejadian lagi akan meluas ke daerah di sekitarnya. Untuk itu kami melakukan pemetaan baru dan mengimbau masyarakat untuk mematuhinya", tambah Arifin.

 

Kementerian ESDM juga akan melengkapi sistem pengamatan yang telah ada di Pos Pemantauan Gunung Semeru. Peralatan pemantauan akan ditambah dan dimodernisasi. Salah satunya yang akan segera direalisasikan adalah pemasangan thermal camera di area Besuk Kobokan untuk memantau suhu luncuran awan panas ketika terjadi erupsi.

 

"Nah, kedepannya kita akan melengkapi sistem pengamatan kita, beberapa peralatan akan kita tambah. Kita akan meng-upgrade, kalau sekarang memang standar, kita perlu tambahkan lagi di beberapa titik. Contohnya thermal camera, kalau sekarang ini baru efektifnya ke daerah yang memang kelihatan spotnya, nanti kita lihat apakah kedepannya potensi Awan Panas Guguran (APG) akan ke daerah lain atau tidak, di situ thermal camera akan kita lengkapi.

 

Thermal camera untuk bisa mendeteksi panas, akan ditempelkan di (area) Besuk Kobokan. Kalau memang ada luncuran awan panas, langsung ketahuan temperaturnya berapa. Nah, cuma kan jaraknya 13 km ya, karena ke atas sana lagi tertutup kabut. Kita sedang cari jalan, bagaimana caranya kita bisa lebih ke titik pengamatan yang lebih dekat," tandas Arifin.

 

Arifin juga menyampaikan bahwa peralatan lainnya juga akan segera ditambah dan disesuaikan dengan peta Kawasan Rawan Bencana yang terbaru.

 

Terkait Early Warning System (EWS), Menteri Arifin menyampaikan bahwa EWS telah berjalan, sesuai dengan mekanisme yang berjalan di setiap titik pemantauan gunung api. Apabila terdapat indikasi atau kenaikan aktivitas gunung api akan selalu terpantau dan hasil pemantauan tersebut akan selalu disampaikan kepada masyarakat melalui saluran komunikasi, yaitu grup WhatsApp yang beranggotakan BPBD, camat, kepala desa, tokoh masyarakat setempat, dan para relawan.

 

"Tetapi gunung ini tidak bisa ditebak kapan mau erupsi, suatu saat dia akan menunjukkan getaran yang tinggi, seismografnya akan tinggi. Dia bisa tidur lama dan tiba-tiba dia naik, ini yang harus diwaspadai. Karena belum ada peralatan yang bisa mendeteksi bahwa ini akan erupsi pada 1 jam atau 2 jam. Nah untuk itu memang harus ditetapkan area-area dimana tidak ada kegiatan-kegiatan masyarakat di sekitar situ. Itu pengamanan yang harus dilakukan.

 

Mekanisme yang berjalan di Gunung Semeru saat ini adalah (aktivitas seismik dan visual) yang terdeteksi di sini segera disampaikan ke WA grup. Itu yang sudah paling cepat. Mekanisme ini dilakukan di seluruh gunung api, seperti misalnya di Gunung Sinabung dan Gunung Merapi", ujar Arifin.

 

Pada kesempatan yang sama, Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati Masdar, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Kementerian ESDM yang akan memodernisasi dan menambah peralatan pemantauan Gunung Semeru.

 

"Pak Menteri tadi sudah berjanji untuk meng-upgrade dan memodernisasi alat-alat yang ada di sini. Saya sangat berterima kasih kepada Pak Menteri", pungkasnya. (Her)

Indah Amperawati bersama Menteri ESDM RI.jpg


×
Berita Terbaru Update
/* script Youtube Responsive */