Peletakan batu pertama oleh Bupati dan Wakil Bupati Lumajang sebagai tanda dimulainya pelaksanaan pembangunan Hunian Sementara (Huntara) untuk warga terdampak erupsi Gunung Semeru |
Lumajang – Pemerintah Kabupaten Lumajang mulai melaksanakan pembangunan hunian untuk pengungsi erupsi Gunung Semeru. Pembangunan hunian itu selain dilakukan pemerintah, juga dikerjakan oleh masyarakat dan lembaga kemanusiaan.
Land clearing atau pembersihan lahan relokasi saat ini telah berhasil dilakukan seluas 81 hektare.
Percepatan pembangunan hunian sementara dilakukan Pemerintah Kabupaten Lumajang bersama Satuan Tugas (Satgas) Semeru yang dipimpin oleh Danrem 083/Baladhika Jaya, Kolonel Inf Subekti. Percepatan dilakukan agar pengungsi segera menempati hunian dan kembali hidup normal pasca erupsi gunung semeru.
“Siang ini, saya dan Ibu Wakil Bupati bersama Pak Dandim dan Pak Kapolres memulai untuk pembangunan hunian sementara (Huntara, red) di Desa Sumbermujur bagi masyarakat yang terdampak bencana erupsi semeru. Target kami dalam waktu satu bulan ini, masyarakat yang terdampak erupsi semeru bisa bertahap menempati hunian sementara ini”, ungkap Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, Jumat (31-12-2021)
Lebih lanjut Thoriq menjelaskan, site-plan yang telah direncanakan juga dengan seluruh pemenuhan fasilitas pemukiman yang layak, masing masing mendapatkan lahan 10 x 14 (140 M2), akan ada stadion olah raga, ada masjid yang representatif, ada alun alun, ada kandang terpadu, ada TPQ dan madrasah, ada sekolah, ada lahan pemakaman, ada juga pasar, ada gedung pertemuan dan GOR, ada balai RW, ada gedung klinik kesehatan, ada danau kecil, ada juga penataan sungai yang sekaligus sebagai taman.
“Semua pembangunan ini anggarannya akan diambilkan dari bantuan yang telah terkumpul dari semua donatur, dan juga anggaran dari bantuan beberapa pemerintah daerah yang telah ada di APBD Lumajang”, tambahnya.
Sementara itu, untuk yang terdampak erupsi Gunung Semeru di Desa Supiturang Kecamatan Pronojiwo, Pemerintah Kabupaten Lumajang meminta pertimbangan lokasi baru dari Badan Geologi, karena lokasi yang diajukan sebelumnya yang ada di Desa Oro oro ombo masuk di zona merah.
“Setelah ada rekomendasi lokasi baru, In Syaa Allah akan segera dibangun hunian sementara dengan menyesuaikan kontur tanah yang ada di lokasi baru. Salah satunya, dengan model terasiring”, pungkasnya. (Her)