Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan utama destop

Utama Mobile (SPACE)

Indeks Berita

Untuk Akses Mobilitas, Warga Nekat Lewati Jalur Lahar Gunung Semeru

Minggu, 02 Januari 2022 | 13:48 WIB Last Updated 2022-01-04T10:49:50Z
Warga nekat melewati area material lahar karena tak punya pilihan lain untuk mengakses jalan dari Kecamatan Candipuro menuju Kecamatan Pronojiwo


Lumajang - Aparat TNI-Polri sampai saat ini masih menjaga ketat Akses pintu masuk menuju desa-desa terdampak erupsi Gunung Semeru di Lumajang. 


Selain memastikan ketertiban dan keamanan, Petugas gabungan juga menjaga agar masyarakat luar tidak bebas keluar masuk kawasan rawan bencana.


Penjagaan itu tetap diperketat, pasalnya beberapa hari lalu beredar video warga melintasi aliran Sungai Besuk Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.


Padahal, selain sisa material erupsi yang masih panas, kawasan sungai ini berada dalam zona merah bencana. Sebab letak sungai hanya berjarak sekitar 11 kilometer dari puncak bukaan kawah.


Hanafi, salah seorang warga mengaku terpaksa melewati area material lahar karena tak punya pilihan lain untuk mengakses jalan dari Kecamatan Candipuro menuju Kecamatan Pronojiwo. Itu disebabkan Jembatan Gladak Perak putus.


"Ini hanya jalan sementara saja kok, karena masalahnya jembatannya belum jadi", kata Hanafi.


Sementara itu, Komandan satuan tugas (Dansatgas) bencana erupsi Gunung Semeru, Letkol Inf Andi A Wibowo mengatakan, jalur penghubung satu dusun dengan dusun lainnya di Desa Supiturang itu bukan jalan umum. Melainkan, sungai dan jalur lahar Gunung Semeru.


Oleh karena itu, warga diperbolehkan melintas asalkan sedang dalam kondisi darurat.


"Ini bukan larangan, tetapi pembatasan. Hanya untuk emergency saja. Selain itu, kami tidak mengizinkan masuk maupun melintas. Karena ini bukan jalan", kata Andi.


Andi menambahkan, untuk bisa melintas, warga juga tidak lantas mudah mendapat izin. Petugas akan melihat kondisi alam. Jika memungkinkan untuk melintas, maka akan diizinkan. Tetapi, jika kondisi sebaliknya, siapapun tidak diizinkan melintas.


"Namanya alam, kita semua tidak tahu jika terjadi sesuatu seperti lahar yang tiba-tiba datang. Makanya, kami lakukan pembatasan”, katanya.


Dia menghimbau agar masyarakat memahami kondisi ini. Sebab, kondisi masih rawan bencana. Sehingga, jika tidak ada kepentingan, masyarakat diminta tidak mendatangi kawasan tersebut. (Her)

×
Berita Terbaru Update
/* script Youtube Responsive */