Kamar Jenazah RSUD dr Haryoto Lumajang. |
Lumajang - Sebanyak enam jenazah korban erupsi Gunung Semeru di RSUD dr Haryoto Lumajang hingga kini belum dimakamkan karena belum teridentifikasi. Enam jenazah tersebut diketahui ditemukan usai tim DVI Polda Jawa Timur menutup posko ante mortem di Lumajang pada awal Januari lalu, sehingga proses identifikasi tak langsung dilakukan.
Kabag Umum RSUD dr Haryoto, Agus Wahyudi mengatakan, bahwa pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang sebagai pihak yang berwenang usai penemuan jenazah baru yang sudah tak utuh tersebut.
"Kalau ada penemuan baru, langsung kami informasikan kepada Rumah Sakit Bhayangkara. Nanti sana yang komunikasi dengan tim DVI", kata Agus Wahyudi kepada awak media, Rabu (16-02-2022).
Saat ini, kata Agus, enam jenazah korban erupsi Gunung Semeru yang belum diketahui identitasnya tersebut masih tersimpan di lemari pendingin (mortuary cabinet) dalam bentuk tulang belulang atau body part.
Beberapa orang yang mengaku sebagai keluarga disebut telah mendatangi RSUD dr Haryoto untuk membawa pulang jenazah. Namun pihak Rumah Sakit belum mengizinkan sampai proses identifikasi jenazah selesai dilakukan.
Agus menjelaskan, bahwa sejak awal Pemerintah Kabupaten Lumajang menunjuk RSUD dr Haryoto hanya sebagai tempat penampungan jenazah baru.
Sedangkan proses identifikasi untuk korban erupsi Gunung Semeru yang tidak bisa dikenali dilakukan oleh tim forensik Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang.
"Sebenarnya rumah sakit ini hanya ketempatan untuk menampung. Sedangkan semua proses lain kewenangannya ada di DVI di bawah kewenangan Rumah Sakit Bhayangkara", terangnya.
Lebih lanjut, Agus berharap agar proses identifikasi segera dilaksanakan. Ia khawatir, jika terlalu lama rumah sakit tidak bisa lagi menampung jenazah baru karena hanya ada empat unit mortuary cabinet di RSUD dr Haryoto.
"Kita keterbatasan tempat penyimpanan juga. Jika tidak segera ditangani, kalau ada jenazah lagi kita nggak bisa menerima", pungkasnya. (Her)