Gunung Semeru semburkan Awan Panas Guguran lagi, |
Lumajang – Hujan abu vulkanik mengguyur sebagian besar pemukiman warga lereng Semeru di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro Kabupaten Lumajang.
Sejak ditetapkan menjadi level 3 atau Siaga, aktivitas gunung Semeru sulit diduga. Selain sering terjadi letusan susulan, tiba-tiba gunung tertinggi di Pulau Jawa ini kembali mengeluarkan awan panas guguran (APG) kemarin sore.
Hasan salah satu warga Desa Oro-Oro Ombo Kecamatan Pronojiwo mengatakan, kepulan asap tersebut terbagi menjadi dua. Awan hitam menjulang ke atas, sedangkan awan putih menutupi kawasan Gunung. Kejadian itu terekam jelas melalui CCTV milik BPBD Lumajang di beberapa titik.
“Alhamdulillah warga langsung merespons dengan cepat. Saat kejadian ada yang sudah berjaga-jaga untuk mengamankan diri. Tetapi tidak sepanik seperti APG yang Desember tahun 2021 yang lalu”, kata Hasan.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Lukito, salah satu warga Dusun Curah Kobokan Desa Supit Urang Kecamatan Pronojiwo mengaku juga merasakan hujan abu sejak tiga hari yang lalu.
"Sejak Sabtu kemarin hujan abu sudah terasa lumayan deras di Curah Kobokan dan tempat saya mengungsi di Desa Kloposawit”, ungkap Lukito, di Dusun Curah Kobokan Desa Supit Urang Kecamatan Pronojiwo, Senin (28-02-2022).
Meskipun intensitasnya ringan hingga sedang, dengan terjadinya hujan abu ini sempat membuat warga resah dan cemas. Terlebih, dalam beberapa hari terakhir, warga sering mendengar suara gemuruh dari Semeru.
“Sebenarnya kami sudah terbiasa dengan kondisi Semeru, namun trauma kami masih belum hilang sejak gunung Semeru mengalami erupsi. Apalagi, saat ini, gunung Semeru sering tertutup kabut dan mendung tebal, sehingga warga juga kesulitan melihat kondisi semeru secara jelas”, kata Lukito.
Lukito menerangkan bahwa hujan abu yang terjadi dalam beberapa hari ini memang belum mengganggu aktivitas warga. Sebab, kebanyakan warga sudah berada di pengungsian.
“Semoga tidak terjadi apa-apa, gunung Semeru segera pulih dan normal kondisinya, kami ingin hidup tenang”, ungkap Lukito.
Berdasarkan data dari Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Pos Pantau Gunung Sawur Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro, tercatat dalam periode pengamatan selama enam jam terakhir pada hari senin pukul 00.00 - 06.00 Wib, secara visual Gunung Semeru terlihat jelas. Namun, asap kawah tidak teramati.
Diperkirakan sekitar pukul 15.48 Wib terekam APG memiliki amplitudo maksimal 22 milimeter dengan durasi sekitar 18 menit. Karena saat itu gunung Semeru juga ditutupi awan kabut yang cukup tebal, jarak itu belum terukur.
Di samping itu, juga teramati terjadi 1 kali letusan dengan tinggi asap berwarna putih kelabu, kurang lebih 500 meter dari puncak kawah yang condong ke arah utara.
Sampai dengan saat ini, Pemkab Lumajang belum menerima laporan dampak akibat APG tersebut. Namun, Kepala BPBD Lumajang Patria Dwi Hastiadi mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas di jarak 13 kilometer dari puncak gunung. Tidak hanya itu, warga juga diminta menjauhi aliran sungai lahar sejauh 500 meter.