Dampak wabah PMK, harga jual ternak sapi di Lumajang mulai anjlok. |
Lumajang - Kasus infeksi PMK pada ternak sapi dan kambing di Lumajang terus bertambah. Hampir setiap hari terjadi penambahan hewan yang terpapar. Termasuk merambah ke jenis hewan lainnya. Selain mengancam kesehatan, penyakit itu juga membuat harga sapi dan kambing terancam anjlok.
Beberapa peternak mulai panik dan khawatir. Bahkan, karena begitu khawatirnya, Slamet, warga Desa Nguter, Kecamatan Pasirian terpaksa menjual satu sapi dari empat sapi miliknya. Ia khawatir penyakit itu membuat sapi miliknya mati.
Slamet menjelaskan, sejak beberapa hari yang lalu sapi miliknya tidak bisa berdiri. Terlihat lesu dan tenaganya terus berkurang.
“Sapinya duduk terus, nampak lemas. Makanya, daripada mati saya jual saja satu ekor, supaya tidak terlalu merugi”, ujarnya.
Namun, harga jual sapi itu tidak seperti harga normal. Biasanya sapi dengan ukuran yang lumayan besar bisa seharga 18 juta. Sedangkan saat ini, uang hasil penjualan sapi yang diterimanya hanya 12 juta.
Pilihan menjual sengaja diambil karena khawatir hewan peliharaannya sakit parah hingga mati.
Dari pantauan PotretMedia, cukup banyak peternak yang berusaha mencegah penularan virus dengan berbagai cara tradisional. Mereka memberikan ramuan jamu supaya luka-luka di mulut dan kaki sapi cepat kering. Namun, upaya itu belum banyak membuahkan hasil.
“Tiga ekor sapi tetap kami rawat, kami selalu membersihkan kandangnya. Kami juga beri jamu secara rutin. Kalau virus ini semakin banyak menyerang hewan, bisa-bisa harga sapi akan terus turun. Saya berharap Pemerintah Kabupaten Lumajang segera mendatangkan vaksin, supaya kami bisa tenang”, ungkap Slamet dengan penuh harap. (Her)