Pabrik Gula Jatiroto Lumajang |
Lumajang - Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mendatangi PG Jatiroto. Kedatangan pengurus APTRI Jawa Timur dan Lumajang tersebut diterima langsung General Manager (GM) PG Jatiroto Ir Gampil Dwi Susanto MM.
Disampaikan oleh H Suigsan MM Ketua APTRI Jawa Timur, bahwa kedatangannya kali ini adalah untuk menanyakan tersendatnya pembayaran pembelian gula petani.
Ternyata, terdapat sekitar 54 miliar dana milik petani yang tersendat yang belum dibayarkan sejak bulan Oktober 2022.
Perihal tersendatnya dana petani tersebut tentu sangat merugikan, pasalnya petani tebu sedang butuh banyak dana untuk perawatan dimusim tanam tebu tahun 2023. Jika tak ada pembayaran cepat, maka akan mempengaruhi hasil produksi, karena kurangnya dana perawatan.
"Kita silaturahmi ke GM PG Jatiroto ingin menanyakan tentang keterlambatan pembayaran uang gula milik petani”, ungkap Suigsan, Rabu (28-12-2022).
Usai dari PG Jatiroto, pengurus APTRI Jawa Timur langsung bertolak menuju PG Semboro - Jember. Dalam pertemuan tersebut juga mengurus tunggakan pembayaran kepada petani tebu sebesar 19 miliar.
Sementara itu, GM PG Jatiroto Ir Gampil Dwi Susanto menyatakan bahwa pihaknya terus melakukan komunikasi dengan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) yang bertanggung jawab dalam pembayaran gula milik petani.
Keterlambatan pembayaran diakui karena adanya proses spin off 36 pabrik gula (PG) milik 7 anak usaha PTPN Grup termasuk PTPN XI.
"Karena gula kita belum laku, sehingga pembayaran pada petani agak tertunda", ungkap Gampil kepada awak media.
Gampil menambahkan sudah dapat informasi bahwa sudah ada transfer dana sekitar 20 miliar, sehingga tersisa sekitar 34 miliar. Gampil menargetkan bahwa dalam minggu terakhir bulan Desember 2022 semua keterlambatan akan dibayarkan kepada para petani.
"Saya ingin sebelum saya pensiun 1 Januari 2023 nanti, sudah tidak meninggalkan tunggakan pembayaran kepada para petani tebu di Lumajang", tandasnya.
Di lain pihak, saat ini petani sangatlah membutuhkan banyak dana untuk biaya perawatan di musim tanam tebu tahun 2023.
“Kami sangat membutuhkan uang gula tersebut untuk mencukupi biaya perawatan tanaman tebu yang saat ini sudah mulai dilakukan”, kata Agung, petani tebu asal Kecamatan Randuagung, Kamis (29-12-2022).
“Mudah-mudahan di akhir bulan Desember 2022 ini uang gula kami dapat dibayar”, ungkapnya dengan penuh harap. (Her)