Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan utama destop

Utama Mobile (SPACE)

Indeks Berita

Ambrolnya Turap Jaringan Irigasi di Desa Grati Lumajang Ternyata Sudah Diprediksi Masyarakat

Minggu, 26 Maret 2023 | 16:20 WIB Last Updated 2023-03-26T09:21:40Z
Ambrol, bangunan turap atau retaining wall pada jaringan irigasi D.I. Klopo Gading di Desa Grati Kecamatan Sumbersuko Kabupaten Lumajang.

Lumajang - Sejak dimulainya pembangunan proyek turap atau retaining wall dan lining jaringan irigasi D.I. Klopo Gading yang melintas di Desa Grati Kecamatan Sumbersuko Kabupaten Lumajang pada tahun 2020 yang lalu, banyak masyarakat memprediksi jika bangunan tersebut tidak akan bertahan lama. Pasalnya, kualitas bangunannya tidak bagus.

 

"Dulu saat pembangunannya sudah kami sampaikan kepada pelaksana proyeknya agar bangunan ini dibuat sesuai dengan standar spesifikasi yang ada supaya bisa tahan lama", ungkap Asrul warga setempat kepada wartawan Potret Media, Minggu (26/3/2023).

 

“Namun, ketika itu pelaksana proyek mengatakan, bahwa Ia akan mengerjakan pembangunan proyek ini sesuai perintah bosnya”, ujar Asrul menambahkan.

 

Hal senada juga disampaikan para petani dan pekerja pertanian setempat, mereka berharap turap atau retaining wall dan lining jaringan irigasi tersebut segera diperbaiki, karena dikhawatirkan kerusakannya merembet dan semakin parah.

 

“Kualitas bangunannya memang kurang baik, padahal baru dibangun pada tahun 2020 yang lalu sekarang sudah ambrol. Mestinya pengawas proyeknya harus lebih ketat dan tegas dalam melaksanakan tugasnya”, kata Satuki yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani yang sehari-harinya menggarap sawah di sekitar saluran irigasi tersebut.

 

Sebelumnya, terkait proyek tersebut, awak media ini meminta keterangan kepada Joko Heri Prasetyo salah satu pejabat pada bidang Sumber Daya Air di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Lumajang via whatsapp, Ia menyatakan bahwa turap dan lining saluran irigasi tersebut dibangun pada tahun 2020 yang lalu.

 

Jokopun menuding, bahwa ambrolnya turap itu dikarenakan adanya pemasangan batako oleh pemilik tanah kavling di sebelah saluran jaringan irigasi tersebut.

 

“Pada saluran yang ambrol tersebut disebabkan tidak mampu menahan beban pasangan batako yang di bangun oleh pihak yang mempunyai tanah kavling disebelahnya”, ungkapnya.

 

Ditanya tentang apakah sebelumnya tidak dipertimbangkan secara teknis saat perencanaannya jika keberadaan bangunan turap tersebut harus menyangga beban pasangan batako atau bangunan lainnya, serta siapa yang harus bertanggung jawab memperbaikinya, Ia enggan menjawab. (Her)

×
Berita Terbaru Update
/* script Youtube Responsive */