Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan utama destop

Utama Mobile (SPACE)

Indeks Berita

Dam Gambiran Lumajang Ambrol Terbengkalai Sejak Tahun 2021, Dinas PU SDA Jatim Kemana?

Sabtu, 20 Mei 2023 | 17:06 WIB Last Updated 2023-05-20T10:17:11Z
Bangunan Dam Gambiran yang ambrol sejak tahun 2021 yang lalu sampai saat ini terbengkalai belum tersentuh perbaikan.

Lumajang - Sejak ambrol pada tahun 2021 yang lalu, hingga kini bangunan Dam Gambiran Lumajang yang berdiri di atas sungai Asem tersebut belum tersentuh perbaikan. Dam yang terletak di Kelurahan Rogotrunan Kecamatan/Kabupaten Lumajang itu kini nampak tak terurus.

 

Sisa material pecahan bongkahan Dam dibiarkan begitu saja di tengah sungai. Dari sisa material yang ada betapa menggambarkan kondisi ketika terjadi banjir bandang yang begitu dahsyat menerjang bangunan Dam tersebut.

 

Ardi warga Kelurahan Citrodiwangsan, Lumajang menceritakan jika Dam Gambiran dulunya adalah Dam yang besar.

 

Namun, ketika terjadi banjir bandang usai hujan deras dengan durasi waktu yang cukup lama pada bulan Agustus tahun 2021 silam membuat Dam Gambiran tak mampu menahan debit air yang tinggi saat itu.


Saat ini, sudah mulai memasuki musim kemarau, ancaman kekeringan kembali menghantui lahan pertanian di 2 desa dan 1 Kelurahan, yakni Desa Boreng dan Desa Blukon serta Kelurahan Rogotrunan. Adapun luas lahan terdampak lebih dari 300 hektare.


Sanuri (50), salah seorang petani asal Desa Boreng mengatakan, bahwa sawahnya harus diairi dengan mesin pompa air usai Dam Gambiran jebol.


Disebagian lahannya juga harus di bor untuk mengambil sumber mata air yang mengakibatkan ongkos produksi semakin bertambah.


"Ini jelas bikin nambah biaya tanam karena harus beli solar. Minimal Rp 200.000 sekali mengairi. Kalau sebelum jebol, irigasi aman", terang Sawuri saat ditemui PotretMedia di sawahnya di Desa Boreng Kecamatan Lumajang, Sabtu (20/5/2023).


Pengairan sawah dengan cara mengebor juga dilakukan petani lain di tiga desa tersebut. Oleh karenanya, para petani, kata dia, berharap agar Dam Gambiran segera diperbaiki seperti semula dan pengairan sawah kembali normal.


"Pengennya segera diperbaiki. Kalau bergantung dengan pompa mahal. Sedangkan kalau harus nunggu hujan kan musiman", tutur Sanuri.


Terbengkalainya Dam Gambiran tersebut membuat aktivis lingkungan yang sekaligus sebagai Ketua LSM Raja Giri Lumajang, Deddy Hermansjah angkat bicara. Ia mempertanyakan peran Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (DPU SDA, red) Provinsi Jawa Timur.


"Areal sawah sekitar 300 hektar di sekitarnya bergantung pasokan air dari DAM ini, kemana Dinas PU SDA Provinsi Jawa Timur?", ungkapnya.


Deddy juga menambahkan, “Permasalahan yang tampak di depan mata seperti ini, yang juga menyangkut hajat hidup dan ketahanan ekonomi orang banyak seharusnya menjadi prioritas, jangan di terbengkalai kan seperti ini”, ungkapnya kepada wartawan, Sabtu (20/5/2023).


Sementara itu, di beberapa kesempatan Bupati Lumajang, Thoriqul Haq sangat menyadari terkait dampak jebolnya Dam Gambiran bagi lahan pertanian di sekitarnya.


Kendati bangunan Dam tersebut berada di wilayah Kabupaten Lumajang, Thoriq menyebut pembangunan perbaikan Dam Gambiran akan dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.


Dirinya juga menyatakan, bahwa Pemkab Lumajang telah melakukan pengajuan kepada Pemprov Jatim agar Dam Gambiran segera diperbaiki.


"Sudah kami usulkan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur namun hingga kini belum ada realisasi", beber Thoriq.


Adapun sebagai solusi mencegah dampak kekeringan, Pemkab Lumajang telah merencanakan pembukaan saluran air dari Dam Saritruno ke arah BLB 9 dan melebarkannya menuju Desa Blukon.


Thoriq juga memuji langkah petani setempat membuat saluran air melalui pompa kendati upaya tersebut menguras uang produksi yang tidak sedikit.


"Memang harus segera ada solusi, karena sudah dua tahun lebih irigasinya tidak lancar", ujarnya. (Her/Muh)

×
Berita Terbaru Update
/* script Youtube Responsive */