Kondisi Dam Gambiran Lumajang yang terbengkalai. |
Lumajang - Sejak ambrol pada tahun 2021 yang lalu, hingga kini bangunan Dam Gambiran yang berdiri di atas sungai Asem tersebut belum tersentuh perbaikan. Dam yang terletak di Kelurahan Rogotrunan Kecamatan/Kabupaten Lumajang itu kini nampak tak terurus.
Sisa material pecahan bongkahan Dam dibiarkan begitu saja di tengah sungai. Dari sisa material yang ada betapa menggambarkan kondisi ketika terjadi banjir bandang yang begitu dahsyat menerjang bangunan Dam tersebut.
Andre warga Kelurahan Rogotrunan Lumajang
Namun, ketika terjadi banjir bandang usai hujan deras dengan durasi waktu yang cukup lama pada bulan Agustus tahun 2021 silam membuat Dam Gambiran ambrol karena tidak mampu menahan debit air yang tinggi saat itu.
Saat ini, sudah mulai memasuki musim kemarau, ancaman kekeringan kembali menghantui lahan pertanian di 2 desa dan 1 Kelurahan, yakni Desa Boreng dan Desa Blukon serta Kelurahan Rogotrunan. Adapun luas lahan terdampak lebih dari 300 hektare.
Sanuri (50), salah seorang petani asal Desa Boreng mengatakan, bahwa sawahnya harus diairi dengan mesin pompa air sejak Dam Gambiran jebol.
Di sebagian lahannya juga harus di bor untuk mengambil sumber mata air yang mengakibatkan ongkos produksi semakin bertambah.
"Ini jelas bikin nambah biaya tanam karena harus beli solar. Minimal Rp 200.000 sekali mengairi. Kalau sebelum jebol, irigasi aman", terang Sawuri saat ditemui awak media di sawahnya di Desa Boreng, Kamis (22/6/2023).
Pengairan sawah dengan cara mengebor juga dilakukan petani lain di tiga desa tersebut. Oleh karenanya, para petani, kata dia, berharap agar Dam Gambiran segera diperbaiki seperti semula dan pengairan sawah kembali normal.
"Pengennya segera diperbaiki. Kalau bergantung dengan pompa menjadi mahal di ongkos produksi. Sedangkan kalau harus nunggu hujan kan musiman", tutur Sanuri.
Sebelumnya, Rabu (31/5/2023), puluhan petani yang terdampak jebolnya Dam Gambiran ngluruk ke kantor DPUTR Kabupaten Lumajang. Mereka adalah warga petani yang berasal dari Kelurahan Rogotrunan, Kelurahan Jogoyudan, Desa Boreng dan Desa Blukon Kecamatan Lumajang.
Ketika itu, salah seorang perwakilan petani mengungkapkan keluhannya atas kekeringan selama ini, karena lambatnya penanganan Dam Gambiran yang sudah 3 terbengkalai.
Kekecewaan warga semakin memuncak setelah adanya gelaran event konser SLANK (dilaksanakan pada tanggal 28/5/2023, red) yang dibiayai menggunakan APBD Kabupaten Lumajang sebesar lebih dari 1 Milyar, sedangkan kalau untuk membiayai pembangunan demi kelangsungan hajat hidup orang banyak, Pemerintah Kabupaten Lumajang dirasa enggan untuk memprioritaskannya.
Ketua HIPPA Desa Boreng, Bakir yang saat itu mewakili para petani mengungkapkan, bahwa jebolnya Dam Gambiran sudah hampir masuk tahun ke 3 dan sampai dengan saat ini tidak ada tanda-tanda untuk dibangun kembali, sedangkan kalau untuk membiayai konser SLANK yang menghabiskan anggaran 1 Milyar lebih Pemkab Lumajang mampu, namun kalau untuk kepentingan para petani selalu tidak ada anggaran dan selalu mengatakan sedang diajukan ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
“Kami datang ke sini (Kantor DPUTR Kabupaten Lumajang, red) untuk mengklarifikasi terkait pembangunan Dam Gambiran yang jebol dan terbengkalai selama 3 tahun, akibat dari jebolnya Dam tersebut sawah kami mengalami kekeringan panjang. Kami hanya meminta untuk diupayakan supaya air bisa kembali mengairi sawah kami. Dampak dari kekeringan tersebut, areal persawahan di tempat kami sudah banyak yang beralih fungsi, di jual untuk Perumahan dan ada juga yang ditanami tanaman non pangan”, ungkap Bakir.
Sementara itu, Humas kantor DPUTR Kabupaten Lumajang Subowo, saat menjawab keluhan dari para petani mengatakan bahwa permasalahan Dam Gambiran akan diupayakan pada awal bulan Juni 2023, berupa pembangunan sementara, yakni Bronjong untuk menahan air supaya bisa masuk pintu air pada saluran tersier yang menuju 3 Desa tersebut.
“Kami berupaya untuk pembangunan bronjong di Dam Gambiran pada awal bulan Juni 2023, yang jelas kami mengupayakan ada aliran air yang mengalir ke sawah petani”, jelasnya.
Terbengkalainya Dam Gambiran tersebut juga membuat Agus Setiawan Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Lumajang angkat bicara. Menurutnya, keberadaan Dam tersebut fungsinya sangat vital.
“Dam tersebut sangat vital untuk memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat desa Boreng dan sekitarnya, sekaligus juga berfungsi untuk mengairi sawah dan tegalan masyarakat”, terangnya.
Agus Setiawan juga menyoroti, bahwa sejak 3 tahun yang lalu Dam tersebut jebol, seharusnya bisa langsung bisa diperbaiki, “entah bagaimana caranya, Pemkab Lumajang dan Pemprov Jatim seharusnya mampu segera memperbaikinya”.
Diuraikannya, “ kondisi masyarakat yang bertempat tinggal di desa Boreng dan sekitarnya saat ini memprihatinkan, sumur-sumur mengering sehingga untuk mandipun mereka harus menumpang pada tetangga atau saudara yang memiliki sumur bor".
Agus Setiawan juga menggambarkan, "Bahwa yang paling terdampak adalah para petani, sawah-sawahnya tidak mendapatkan layanan pengairan sebagaimana mestinya, di sebagian lainnya juga harus membuat sumur bor dan menggunakan pompa untuk mengairi sawahnya yang mengakibatkan ongkos produksi semakin tinggi, akibatnya penghasilannya menurun drastis”, ungkapnya.
“Kini, areal persawahan di desa Boreng dan sekitarnya menjadi tidak produktif, sangat disayangkan sekali”, tukasnya. (Her)