Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Pasuruan, Rudi Hartono saat ukur kedalaman galian yang hendak di cor dan warga saat mengganti pipa saluran air yang hancur mengganti dengan yang baru (bingkai kecil). |
Pasuruan - Awal pengerjaan proyek pelebaran jalan yang berlokasi di Desa Sekarmojo Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan. Awal pengerjaannya sudah bikin pusing warga.
Kelakuan pelaksana proyek yang bersumber dari APBD ini, dalam penggalian yang menggunakan excavator ini diduga ngawor dan hamburadul.
Sebab, pada sepanjang jalur lokasi penggalian terdapat pipa aliran air bersih yang digunakan untuk kebutuhan masyarakat dalam sehari-hari. Kini ancur lantaran kena hantaman excavator tersebut.
Meski demikian, pelaksana hanya clingak-clinguk tidak memperdulikan atas hancurnya pipa air bersih tersebut.
"Para pekerja proyek tidak peduli, pipa hancur air jadi bocor. Kini warga yang turun tangan untuk membenahinya," ujar salah satu warga sembari mengganti pipa yang hancur dengan pipa yang baru. Senin (9/10/2023).
Kejadian ini langsung dilaporkan oleh warga kepada Anggota Komisi 3 DPRD Kabupaten Pasuruan, Rudi Hartono. Lantaran warga resah dan merasa di rugikan atas hancurnya pipa di beberapa titik pada sepanjang lokasi penggalian.
"Saya mendapat aduan dari warga, karena air adalah kebutuhan yang urgent bagi masyarakat, jadi saya langsung sidak ke lokasi," kata Rudi kepada Potret Media.
Saat sampai di lokasi proyek, bukan hanya pipa yang terlihat hancur, akan tetapi Rudi menemukan fakta baru yang diduga pengerjaan proyek ini akan di kamuflase.
Bagaimana tidak, di lokasi Rudi langsung di suguhkan fakta galian yang hendak mau di cor, dengan kedalaman cuma 10 cm. Yang seharusnya 15 cm.
Selain itu di lokasi juga tidak ada konsultan pengawas yang mengawasi, sehingga pengerjaan semrawut dan di duga ngawor.
"Lemahnya pengawasan akan membuat pengerjaan jadi ngawor," imbuh dia.
Soal kerugian pipa, warga mengaku sudah membelanjakan pipa baru untuk mengganti pipa yang hancur menghabiskan uang senilai Rp 8 Juta. (Fir/Muh)