Pj Bupati Lumajang, Indah Wahyuni. |
Lumajang - Kabupaten Lumajang merupakan penyangga pangan secara Nasional dan dikenal dengan tanahnya yang subur karena berada di lereng Gunung Semeru, yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Salah satunya cabai yang menjadi komoditi unggulan Lumajang.
"Lumajang adalah salah satu sentra cabai yang dalam 3 minggu terakhir ini Lumajang bukan mengalami inflasi tapi mengalami deflasi sebesar 0,38% berdasarkan data dari Balai Pusat Statistik (BPS), artinya barang yang tersedia di Lumajang banyak tapi daya beli masyarakat kurang. Saya melihat yang menyebabkan deflasi adalah harga cabai, tahu, dan beras," ungkap Pj. Bupati Lumajang Indah Wahyuni pada apel pagi ASN di halaman Kantor Bupati Lumajang, Rabu (30/10/2024).
Harga komoditas pertanian terutama cabai merah mengalami kondisi turun harga jauh dibawah Harga Pokok Penjualan (HPP). Cabai merah besar di tingkat petani Rp. 5.000,- jauh dibawah HPP sebesar Rp. 15.000,- sedangkan harga di tingkat konsumen kisaran Rp. 28.000,- sampai dengan Rp 30.000,- berdasarkan data siskaperbapo.
Sehingga untuk mencapai HPP cabai merah besar, Pemerintah Kabupaten Lumajang melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian mengadakan Gerakan Aparatur Sipil Negara (ASN) Beli Cabai, yang diselenggarakan 2 tahap. Tahap I yaitu pada 30 Oktober 2024 sebanyak 940 Kg dari Petani. Tahap II pada 4 November 2024 sebanyak 715 Kg dari Petani.
"Saya mengajak empati Bapak/Ibu sekalian terutama Kepala Organisasi Perangkat Daerah yang hadir untuk membeli cabai pada pagi hari ini demi menjaga stabilitas ekonomi di Kabupaten Lumajang," ujarnya.
Pj Bupati Lumajang juga berharap kepada seluruh jajaran yang peduli dengan petani dan produk unggulan Kabupaten Lumajang agar lebih berperan dan bekerjasama supaya petani dapat meningkatkan mutu dan kualitas produk pertanian khususnya cabai merah.
"Sehingga dengan sendirinya kesejahteraan petani meningkat dan perekonomian di Kabupaten Lumajang juga meningkat," pungkasnya. (Dhr)