Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan utama destop

Utama Mobile (SPACE)

Indeks Berita

Tanah Gerak di Purwodadi, Begini kata Prof Indrasurya Pakar Geologi dari Departemen Teknik Sipil ITS

Senin, 17 Februari 2025 | 11:04 WIB Last Updated 2025-02-17T04:11:02Z
Foto Prof Indrasurya ITS Surabaya

Pasuruan - Bencana yang melanda warga Sempu Desa Cowek Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan, akibat tanah bergerak, keselamatan warga setempat terancam karena pergerakan tanah diperkirakan masih bisa terjadi dalam rentang waktu 5-10 tahun ke depan.

Oleh karena itu, langkah mitigasi, termasuk opsi relokasi, menjadi sangat penting untuk mengurangi risiko bencana di masa mendatang.

"Kalau sudah retak menjadi luas, jadi untuk penanggulangan itu mahal sekali, dan jaminannya ndak lama, 5-10 tahun ada gerak lagi," kata Prof. Indrasurya B. Mochtar, pakar geologi dari Departemen Teknik Sipil ITS.

Penyebab tanah bergerak Menuru Indrasurya, fenomena tanah bergerak ini disebabkan oleh beberapa faktor utama, yaitu yang pertama adalah resapan air permukaan. Air hujan yang meresap ke dalam tanah menyebabkan peningkatan tekanan dalam tanah sehingga memicu retakan dan pergeseran tanah.

Kedua adalah kondisi geografis. Sebanyak 47 rumah yang terdampak berada di tebing dengan kemiringan yang curam, sehingga lebih rentan terhadap pergerakan tanah. Ketiga karena intensitas curah hujan yang membuat tekanan dalam tanah meningkat secara signifikan. Kondisi ini memperburuk kondisi retakan tanah. Lalu akibat tekanan tanah. Perhitungan menunjukkan bahwa kedalaman retakan mencapai 10 meter dengan tekanan sekitar 10 ton per meter persegi, sehingga semakin meningkatkan risiko pergerakan tanah yang lebih luas. 

Dampak yang Ditimbulkan

Seperti diberitakan sebelumnya, 47 rumah rusak akibat bencana ini. Kerusakan Infrastruktur yang terjadi berupa tembok rumah mengalami retakan pada dinding dan lantai. Lalu ada beberapa bagian bangunan mengalami kerusakan berat. Pergerakan tanah juga memicu kerusakan jalan. Jalanan di sekitar permukiman mengalami pergeseran dan retakan, menyulitkan mobilitas warga dan kendaraan. Akibatnya, sebanyak 176 warga terdampak telah mengungsi ke SD Negeri 2 Cowek untuk menghindari potensi risiko lebih lanjut.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyadi, menjelaskan bahwa daerah tersebut berada di posisi perbukitan. Sedangkan posisi 16 rumah yang rusak parah berada di dekat tebing.  

"Paling parah ada 16 rumah warga terdampak, dan posisinya kebanyakan dekat dengan tebing. Total rumah terdampak sebanyak 47 rumah," jelasnya. 

Relokasi Untuk mengurangi dampak dan risiko pergerakan tanah, beberapa langkah mitigasi dan solusi telah disarankan, yaitu Rrelokasi penduduk. erdasarkan kajian geologi, relokasi warga merupakan langkah terbaik untuk menghindari risiko lebih besar dan biaya penanggulangan yang tinggi.

Pengelolaan Drainase yang Baik: 

Aliran air hujan harus dibuat lebih lancar agar tidak terserap ke dalam tanah secara berlebihan, sehingga dapat mengurangi tekanan dalam tanah. Pemerintah Kabupaten Pasuruan dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur diharapkan untuk terus melakukan kajian lebih mendalam guna menentukan langkah terbaik dalam penanganan bencana ini. Dilansir dari Kompas.


×
Berita Terbaru Update
/* script Youtube Responsive */